Berita

Peraturan Baru

Lihat Semua
Peraturan Wali Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Teknis Pemberian Tunjangan Hari Raya Dan Gaji Ketiga Belas Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2024
PERWALI
Peraturan Wali Kota Balikpapan Nomor 4 Tahun 2024 Tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pemasangan Dan Penempatan Atribut Partai Politik, Atribut Organisasi Kemasyarakatan Dan Alat Peraga Kampanye Peserta Pemilihan Umum Atau Pemilihan Kepala Daerah
PERWALI
Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Nomor 660.1/0459/dlh Tentang Pelaksanaan Hari Peduli Sampah Nasional (Hpsn)Di Kota Balikpapan Tahun 2024
SE
Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Nomor 270/81/pem Tentang Hari Pemungutan Suara Pemilihan Umum Tahun 2024 Sebagai Hari Libur Nasional
SE

img

13-10-2021

Akalku Milenial, Program Diversifikasi Pangan Lokal Digagas Dppp Balikpapan

BALIKPAPAN - Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan meluncurkan program Akalku Milenial atau Pangan Lokal Kuliner di Era Milenial, Rabu (13/10/2021) di Gedung Kesenian Kota Balikpapan. Melalui program ini diharapkan diversifikasi pangan bisa menggunakan bahan pangan lokal yaitu singkong.

Kepala DPPP Heria Prisni mengungkapkan, ada sekira 42 pelaku usaha yang kini berada di bawah dampingan Dinas KUMKMP dan telah mendapat pelatihan dari DPPP, yang memproduksi makanan berbahan singkong. Melalui Akalku Milenial diharapkan dapat membantu pemerintah dalam penyediaan pangan. Tujuannya adalah demi ketahanan pangan.

"Diharapkan melalui olahan singkong yang beragam dapat meningkatkan minat konsumsi generasi milenial terhadap bahan ini. Cara diversifikasi pangan adalah keanekaragaman pangan. Jika dahulu bahan pangan pokok adalah beras atau nasi, singkong bisa menjadi salah satu alternatif," terangnya.

Apalagi kini singkong tak hanya direbus dan digoreng saja, tapi juga sudah tersedia ratusan olahan makanan dari bahan tersebut. Singkong juga dipilih karena produksinya di Balikpapan berlimpah dan harganya murah. Sehingga tidak perlu membeli bahan di luar Balikpapan.

"Orang juga dapat dengan mudah menanamnya. Jadi kita berpikir mulai mengurangi ketergantungan pada beras sebagai upaya ketahanan pangan. Apalagi produksi beras makin tahun makin menurun karena kurangnya lahan pertanian," jelas Heria.

Selain produksi olahan singkong yang beragam, saat ini ini kota Balikpapan juga Tengah berupaya memproduksi beras singkong. Dan semua ini ini dengan memberdayakan UMKM di kota Balikpapan.

"Mereka kami Bina agar dapat memanfaatkan bahan baku singkong. Banyak produk yang sebelumnya menggunakan tepung terigu bisa diganti singkong, misalnya siomay," sebutnya.

Diakuinya memang diversifikasi pangan ini tidak bisa langsung drastis mengubah kebiasaan makan nasi jadi singkong. Namun perlahan bisa saja dimulai, dengan harapan ke depan supaya masyarakat bisa lebih cinta terhadap singkong. "Harapannya supaya anak muda mulai menyukai singkong dan bahan ini juga digunakan di kafe-kafe, misalnya," tandasnya. (diskominfo/ cha/mgm)



Kembali
Share

Link Terkait